Masalah Politik Jadi Sumber Ketidakpercayaan Publik terhadap Ekonomi

Rabu, 02 Agustus 2017 - 19:20 WIB
Masalah Politik Jadi Sumber Ketidakpercayaan Publik terhadap Ekonomi
Masalah Politik Jadi Sumber Ketidakpercayaan Publik terhadap Ekonomi
A A A
JAKARTA - Upaya pemerintah yang dengan gencar membangun infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian, belum banyak membuahkan hasil. Penyebabnya adalah masalah politik di dalam negeri yang selalu riuh sejak tiga tahun silam.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasentiantono mengatakan, kendati pemerintah jor-joran membangun infrastruktur, tapi itu belum lah cukup. Pasalnya, kebanyakan masyarakat kita gemar dengan berbagai gosip politik dan ekonomi yang berseliweran di media sosial, tanpa mengecek terlebih dahulu faktanya.

Salah satu isu yang berkembang soal infrastruktur yang dibiayai dengan utang. "Menurut saya itu tidak apa-apa, selama untuk kegiatan produktif. Seperti orang tua yang belikan sepeda motor anaknya untuk sekolah dengan mencicil. Itu tidak apa-apa, karena sepeda motornya untuk kegiatan produktif tidak konsumtif," kata Tony kepada SINDOnews, Rabu (2/8/2017).

Tony menganggap, suasana politik yang terlalu gaduh, dapat menyebabkan ekonomi menjadi tidak stabil. Langkah selanjutnya memang pemerintah harus segera memanage faktor politik dengan seksama lantaran sudah menganggu kinerja ekonomi.

"Gangguannya dari trust (kepercayaan) tadi. Kalau dikelola dengan baik, tidak apa-apa. Tapi kalau tidak, berdampak besar ke ekonomi," tambahnya. Baca Juga: Dunia Usaha Butuh Kondisi Politik yang Tidak Gaduh
Awalnya, Tony mengira isu politik ini bersifat sementara, namun yang terjadi isu politik di medsos terus terjadi. Selain di media sosial, masalah unjuk rasa pun berpengaruh kepada pelaku ekonomi, konsumen, dan produsen.

"Demonstrasi tidak apa-apa, tetapi jika keseringan ini membekas di para pelaku ekonomi, konsumen dan produsen. Konsumen menjadi khawatir dan mengerem konsumsi. Karena takut. Lalu uangnya disimpan saja. Kalau ini terjadi secara massal, itu enggak baik. Istilahnya uang itu ngendon, tidak produktif," terangnya.

Sementara itu, produsen juga ikut mengerem produksinya. Terbukti dari permintaan kredit yang melemah. Jika konsumennya lemah, maka produsennya juga pasti akan melemah.

"Ini jadinya lingkaran setan. Meskipun juga ada faktor dari global yang tidak bisa kita tangani. Ketidakpastian global, Trump seperti apa, Brexit bagaimana, China ekonominya lambat itu dampaknya bagaimana, itu serba tidak pasti. Indonesia akan kena dampak itu yang jadinya bakalan multi kejadian dan masalah yang memang harus diselesaikan satu-satu," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4650 seconds (0.1#10.140)